Halo, Alan Lovers! Zaman sekarang masih pakai judul ber-clickbait? Enggak salah sih, sekarang masih banyak kok judul-judul clickbait dipakai. Akan tetapi, sekarang banyak modifikasi clickbait yang lebih halus alias enggak nipu. Kenapa? Ya … karena sekarang para pembaca atau penikmat konten itu udah paham judul yang clickbait atau terlalu hiperbola. Jadi, banyak pembuat konten yang membuat judul dengan clickbait tetapi dipoles secara lebih halus lagi. Penasaran enggak sih gimana evolusinya? Yuk, simak penjelasan berikut.
Clickbait Dulu vs Sekarang

Dulu, clickbait terkenal karena judulnya bombastis tapi isinya mengecewakan. Banyak yang akhirnya ilfeel dan merasa ditipu. Tapi kini, strategi ini sudah berevolusi. Judul clickbait masa kini tidak lagi sekadar “memancing,” tapi juga mengarahkan. Bahkan, banyak brand besar dan media profesional yang mulai mengadaptasi bentuk clickbait versi lebih halus.
Contoh:
Dulu = Gadis Ini Lakukan Sesuatu di Tengah Malam. Kamu Akan Syok!
Sekarang = Kenapa Banyak Anak Muda Melakukan Ini di Tengah Malam? Ini Alasannya!
Lihat bedanya? Judul sekarang lebih informatif, tapi tetap memantik rasa ingin tahu.
Mengapa Clickbait Masih Relevan?
1. Algoritma Masih Cinta CTR (Click-Through Rate)
Meskipun sudah banyak perubahan dalam algoritma media sosial dan mesin pencari, CTR tetap jadi salah satu indikator penting. Judul yang menggoda tetap punya peluang besar untuk diklik.
2. Manusia Masih Punya Rasa Penasaran
Otak kita secara alami ingin tahu “lanjutan cerita.” Judul yang menyimpan sedikit misteri tetap ampuh memancing perhatian, asalkan tidak menyesatkan.
3. Format yang Lebih Visual dan Personal
Di 2025, clickbait tidak hanya berbentuk teks. Banyak kreator menggunakan thumbnail yang powerful, emoji, dan storytelling personal yang relatable agar audiens merasa terlibat secara emosional.
Evolusi Clickbait

Berikut beberapa ciri khas clickbait modern:
1. Lebih Informatif tapi Tetap Provokatif: Judul sekarang berusaha menyampaikan value tanpa kehilangan unsur kejutan.
2. Optimasi SEO + Psikologi Audiens: Kata kunci tetap penting, tapi harus dibalut dengan pendekatan emosional dan storytelling.
3. Disesuaikan dengan Platform: Di TikTok dan Instagram, clickbait sering muncul lewat hook di detik pertama video. Di YouTube, kombinasi judul dan thumbnail jadi kunci.
4. Judul Personalisasi: Judul seperti “Kamu Juga Bisa Lakukan Ini di Rumah!” atau “Buat Kamu yang Lagi Bingung Cari Penghasilan Tambahan” terbukti lebih efektif karena langsung bicara ke audiens.
Nah, dari penjelasan di atas sekarang kalian sudah tahu kan evolusi-evolusi judul clickbait? Kamu boleh saja memakai clickbait asal tidak menipu ya. Audiens sekarang ogah baca judul yang berlebihan, mereka bakal langsung skip gitu aja. Jadi, yuk poles judul-judul konten kamu yang masih clickbait itu.
Buat kamu yang sedang membuat konten-konten media sosial, baik itu sekadar berkonten untuk menjadi kreator ataupun konten berjualan. Coba yuk hubungi Alan Creative, agar konten kamu bisa terbantu dari pembuatan content plan hingga strategi pemasarannya. Jangan sampai konten media sosial kamu ketinggalan tren! Tunggu Apalagi? Yuk, segera hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Ngonten terus tapi Nggak Boom? telusuri Masalahnya!