Halo, Alan Lovers! Kalau kita buka marketplace atau media sosial, pasti sering ketemu iklan produk yang dibuat semenarik mungkin. Gambar dibuat kinclong, tagline dirancang catchy, bahkan videonya penuh efek keren. Tapi, ketika mau klik beli, sering kali kita justru geser ke bawah dulu. Ngapain? Baca review. Nah, ini menarik. Ternyata, buat banyak orang, review dari pengguna lain jauh lebih bisa meyakinkan dibanding iklan semahal apa pun. Kenapa bisa begitu? Yuk kita bahas pelan-pelan!
1. Review Lebih Terasa Nyata
Iklan selalu dibuat dari sudut pandang brand. Isinya jelas ingin menunjukkan produk itu sempurna, tanpa adanya cela. Tapi pembeli tahu, nggak ada produk yang benar-benar ideal. Dari sinilah review jadi terasa lebih jujur. Misalnya, kamu mau beli skincare. Di iklan, kulit model selalu glowing dalam seminggu. Tapi di review, ada yang bilang butuh waktu sebulan, ada juga yang cerita produknya kurang cocok untuk kulit sensitif. Info kayak gini justru bikin calon pembeli merasa lebih realistis dalam mengambil keputusan.
2. Orang Percaya Sesama Konsumen
Ada penelitian yang nunjukin kalau orang lebih percaya pada rekomendasi sesama konsumen dibanding klaim brand. Alasannya simpel karrna sesama pembeli dianggap nggak punya kepentingan. Mereka cerita berdasarkan pengalaman, bukan karena dibayar untuk bikin produk terlihat sempurna. Coba bayangkan, kamu lagi cari kafe baru. Kamu bisa lihat iklannya di Instagram yang penuh filter, atau kamu dengar cerita teman yang bilang, “Kopinya enak, tempatnya cozy banget buat nugas.” Pasti testimoni teman kamu bakal terasa lebih kuat dibanding iklan visual yang dibuat rapi.
3. Review Jadi Bukti Sosial (Social Proof)
Manusia cenderung ikut-ikutan apa yang dianggap banyak orang suka. Ketika sebuah produk punya ribuan review positif, calon pembeli jadi lebih yakin kalau produk itu memang layak dicoba. Contoh gampangnya marketplace nih dua produk sama-sama jualan earphone. Yang satu punya 10 ribu review dengan rating 4.8, yang satu lagi baru 10 review dengan rating 4.5. Walaupun selisih rating tipis, orang biasanya tetap pilih yang review nya lebih banyak. Itu kekuatan bukti sosial.
4. Review Membantu Ekspektasi Lebih Realistis
Review bukan cuma soal pujian. Komentar tentang kekurangan juga penting. Justru karena ada review yang campur aduk, calon pembeli bisa menyesuaikan ekspektasi sebelum beli. Misalnya, kamu mau beli kursi lipat. Ada yang kasih bintang 5 karena ringan dan praktis dibawa traveling. Tapi ada juga yang kasih bintang 3 karena bahannya agak tipis. Dari situ, kamu bisa menilai bahwa kursi ini cocok kalau butuh buat piknik santai, tapi jangan dipakai untuk duduk terlalu lama.
5. Iklan Bisa Memikat, Review Bisa Mengunci Keputusan
Iklan berfungsi untuk menarik perhatian, tapi review yang sering jadi penentu akhir. Banyak orang cerita, mereka tertarik karena lihat iklan, tapi akhirnya yakin beli setelah membaca review. Jadi keduanya memang saling melengkapi, tapi bisa dibilang review punya kekuatannya sendiri buat bikin orang benar-benar klik tombol beli.
Di era digital, review produk sudah jadi bagian penting dalam perjalanan belanja online. Ia lebih berharga dari iklan karena menghadirkan suara nyata dari konsumen, memberikan kepercayaan, jadi bukti sosial, sekaligus membantu orang punya ekspektasi yang wajar. Jadi, kalau kamu punya bisnis, jangan cuma fokus bikin iklan bagus. Pastikan juga pembeli puas, karena review merekalah yang bisa jadi iklan gratis paling ampuh buat produk kamu.
Buat kamu yang lagi nyari pembuatan konten, coba deh tengok Alan Creative. Di sana kamu bisa banget menemukan layanan-layanan yang dapat membuat bisnis kamu berkembang dengan pesat. Dimulai dari layanan pembuatan konten, aplikasi, website, hingga strategi marketing. Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas. Tunggu apalagi? Yuk, hubungi Alan Creative sekarang juga.
Baca juga: Brand Awareness Itu Apa Sih? Ini Penjelasan Gampangnya
EN 
ID