Halo, Alan Lovers! Sekarang itu semua orang berlomba-lomba buat bikin bisnis mereka cepat grow up, cepat terkenal, cepat viral, dan pastinya cepat laris. Di beberapa negara campaign marketing yang digunakan pasti berbeda-beda, segi kreatifnya juga beda, dan salah satunya itu di negara China. Banyak lho brand internasional ngelihat China sebagai pasar emas, populasinya gede, konsumennya aktif banget, dan potensi growth nya tinggi. Marketingnya itu gokil, tapi jangan keburu senang dulu. Masuk ke pasar China itu nggak semudah tinggal translate iklan kamu ke bahasa Mandarin, lalu berharap laku keras. Faktanya, banyak brand besar pun tumbang gara-gara salah strategi marketing. Penasaran enggak sih kenapa, strategi marketing apa yang mereka gunakan? Yuk, simak sampai akhir.

1. Platform Media Sosialnya Beda Banget!
Kalau di Indonesia kita pakainya Instagram, TikTok, dan Twitter, di China mereka punya dunia sendiri. Jangan harap bisa pakai Facebook atau Google Ads, karena platform itu diblokir. Yang harus kamu pelajari adalah platform lokal seperti WeChat, Weibo, Douyin (versi TikTok-nya China), dan Xiaohongshu.
Contohnya, WeChat bukan cuma buat chatting, tapi juga bisa jadi mini website, e-commerce, bahkan customer service. Sementara Xiaohongshu itu tempat para cewek muda cari review jujur soal skincare, fashion, sampai makanan. Jadi, kamu harus paham mana platform yang sesuai dengan produk kamu dan gimana cara main di dalamnya.
Kuncinya? Jangan pakai strategi copy-paste dari Instagram ke Douyin. Beda platform, beda cara ngobrol, beda ekspektasi audiens.
2. Pentingnya Lokalisasi, Bukan Cuma Terjemahan
Salah satu kesalahan paling umum brand asing adalah mikir mereka cuma butuh translate. Padahal budaya China punya nuansa yang jauh beda. Misalnya, angka “4” dianggap sial, sedangkan “8” itu hoki banget. Warna merah identik dengan keberuntungan, dan mereka sangat menghargai momen-momen tradisional seperti Chinese New Year, Mid-Autumn Festival, dll.
Kalau kamu mau campaign kamu relatable, kamu harus ngerti budaya dan kebiasaan konsumen di sana. Contohnya, banyak brand sukses karena mereka bikin kampanye khusus di momen Singles’ Day (11.11), yang merupakan hari belanja online terbesar di dunia.
Jadi, jangan cuma ubah kata-katanya aja, ubah juga pendekatannya, visualnya, bahkan nama brand kamu kalau perlu karena banyak brand besar yang punya versi nama Mandarin sendiri lho!.
3. Kekuatan KOL (Key Opinion Leader) di China Gak Main-Main
Di China, influencer atau yang disebut KOL (Key Opinion Leader) punya power luar biasa. Bahkan lebih tinggi dari influencer di negara lain. Followers mereka bukan cuma ngeliat, tapi juga percaya dan langsung beli. Makanya, banyak brand kerja sama dengan KOL lokal buat promosi produk mereka. Tapi jangan asal pilih KOL yang follower nya banyak. Yang penting adalah relevansi dan engagement. Ada banyak KOL niche yang punya komunitas loyal banget, dan mereka bisa jadi lebih efektif buat brand kamu dibanding mega-KOL yang followers nya jutaan.
Oh ya, followers di China juga suka transparansi. Jadi KOL yang terlalu jualan banget malah bisa dicurigai. Cari KOL yang bisa menyampaikan value produk kamu dengan natural.
Marketing di China itu unik, penuh tantangan, tapi juga penuh peluang. Kuncinya adalah paham budaya, kenal platform lokal, dan nggak asal jalanin strategi tanpa adaptasi. Jangan anggap remeh pasar ini, karena yang berhasil di China biasanya bukan yang paling besar, tapi yang paling ngerti cara mainnya.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan strategi marketing apa yang sering banget dipakai brand-brand china hingga viral? Coba terapkan strategi marketingnya ke bisnis kamu juga ya, barangkali punya kesempatan untuk bisa viral juga dan bisnis kamu bisa dikenal lebih banyak orang.
Buat kamu yang lagi butuhin banget nih strategi promosi buat bikin bisnis makin laris, coba tengok deh Alan Creative! Di sana terdapat banyak layanan dimulai dari pembuatan konten, iklan digital, animasi, hingga strategi pemasaran dan marketing yang bisa banget bikin bisnis kamu cepat viral. Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: KOL vs Iklan, Mana yang Harusnya Duluan?