Halo, Alan Lovers! Pernah nggak kamu ngerasa iklan kamu udah jalan, budget udah keluar, desain udah cakep, tapi hasilnya gitu-gitu aja? Sementara di luar sana ada brand yang iklannya kayaknya selalu muncul di mana-mana, terus engagement-nya rame, penjualannya juga jalan. Padahal produknya nggak jauh beda sama kamu. Mungkin kamu belum kenal sama satu hal penting yang sering disebut di balik layer, yaitu algoritma iklan. Algoritma ini ibarat otak di balik semua tayangan iklan digital, entah itu di Instagram, Facebook, TikTok, Google, dan platform lainnya. Dan yang jarang dibahas secara blak-blakan adalah algoritma itu gak cuma soal siapa bayar paling mahal. Serius. Simak deh penjelasan lebih lanjutnya!
1. Algoritma Cinta Sama Iklan yang Relevan
Banyak orang mikir kalau asal budget besar, maka iklan pasti menang. Nggak sepenuhnya salah, tapi juga nggak sepenuhnya benar. Algoritma iklan zaman sekarang lebih pintar, mereka mau menayangkan iklan yang paling relevan buat audiens, bukan sekadar yang bayar mahal. Contohnya gini. Dua orang ngiklan barang yang sama, tapi:
- Iklan A pakai visual seadanya, copywritingnya kaku, dan targetnya terlalu luas.
- Iklan B pakai video pendek yang relate banget sama audiens, dengan caption yang ngobrol kayak teman.
Kalau kamu jadi algoritma, kamu akan lebih pilih mana buat ditayangkan? Jawabannya ya yang bikin orang lebih engage. Karena semakin tinggi interaksi (klik, like, share, nonton sampai habis), algoritma bakal anggap iklan itu bernilai dan layak disebar lebih luas.
2. Waktu Tayang Juga Ngaruh Banget
Satu hal lagi yang jarang dibahas, yaitu waktu tayang iklan. Platform punya data jam-jam aktif audiens, dan algoritma akan bantu menyesuaikan itu. Kalau kamu asal aja tayangin iklan tanpa lihat insight, bisa jadi iklan kamu muncul pas audiens kamu tidur, atau lagi sibuk kerja.
Itulah kenapa penting banget buat rajin ngulik data di dashboard. Jangan cuma lihat CTR atau biaya per hasil, tapi cek juga kapan audiens paling aktif, di device apa, dan platform mana. Algoritma suka pengiklan yang main pinter, bukan main asal gas.
3. Konsistensi dan Historis Akun
Platform juga menilai akun pengiklan. Kalau kamu rutin ngiklan, sering dapet interaksi bagus, dan jarang dapet laporan spam atau hide, maka algoritma akan lebih percaya sama kamu. Ini kayak track record. Akun-akun dengan histori bagus lebih mudah dapet performa bagus juga, bahkan dengan budget yang nggak terlalu besar. Sebaliknya, akun yang suka nyepam, suka banget ngiklan terus langsung dihapus, atau sering ganti-ganti produk dengan cara mencurigakan, bisa dapat prioritas rendah meski bayar mahal.
Jangan takut trial and error. Banyak marketer sukses bukan karena langsung jago, tapi karena mereka sabar ngulik, eksperimen, dan belajar dari data. Paling pentingnya mereka ngerti gimana algoritma bekerja di balik layar.
Rahasia algoritma itu sebenarnya bisa kebuka kalau kamu rajin eksperimen dan ngelihat pola. Platform nggak pernah buka semuanya ke publik, tapi mereka kasih clue lewat hasil kampanye kamu.
Buat kamu yang ingin membuat aplikasi, tapi enggak bisa. Coba deh tengok Alan Creative, di sana terdapat banyak layanan termasuk layanan pembuatan aplikasi, pembuatan website, desain visual, hingga strategi marketing. Tentu saja juga, kamu bisa cek instagram @alancreativeid di sana banyak konten mengenai layanan kami. Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas. Yuk, hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Algoritma Terus Berubah! Strategi Marketing Harus Tetap Relevan!
EN 
ID