Halo, Alan Lovers! Tahu enggak sih, sekarang kalau apa-apa itu pasti dikiranya gimmick-gimmick mulu, bahkan dalam pembuatan konten atau apapun. Semua orang tahu mungkim gimmick itu hal yang tidak bagus meski itu bagian dari strategi marketing karena terbilang berlebihan, clickbait, dan sebagainya. Nah, buat kamu yang kepengen pakai strategi gimmick, tapi yang enggak berlebihan. Yuk, coba simak penjelasan di bawah ini!

1. Harus Tetap Relevan Sama Brand
Gimmick yang bagus itu bukan asal rame, tapi nyambung sama identitas brand kamu. Misalnya, brand makanan cepat saji ngeluarin es krim rasa nasi padang, itu aneh, tapi masih relate dengan industri kuliner.
Bandingkan dengan brand skincare yang tiba-tiba jualan bakso sebagai promo spesial. Emang rame sih, tapi bisa bikin audiens bingung arah brand-nya ke mana. Jadi, pastikan gimmick yang kamu buat tetap punya benang merah sama produk, layanan, atau pesan yang ingin kamu sampaikan.
2. Tahan Dikit, Bikin Orang Penasaran
Salah satu elemen gimmick marketing yang paling berhasil adalah unsur misteri atau kejutan. Banyak brand yang berhasil bikin audiens penasaran lewat teaser, clue, atau countdown yang bikin orang nebak-nebak.
Contohnya, kamu bisa bikin kampanye “produk baru yang dilarang dijual di 7 negara”. Atau bikin campaign dengan narasi “produk yang sempat gagal di pasaran, tapi kini diburu banyak orang.” Semakin banyak orang yang penasaran, semakin besar peluang kamu buat dapetin exposure.
3. Buat Konten yang Bisa Diceritain Ulang
Gimmick marketing itu sukses kalau orang nggak cuma lihat, tapi juga cerita ke orang lain. Artinya, konten kamu harus punya daya tarik untuk di-share, dibahas, atau dijadiin bahan obrolan. Misalnya, promo nyeleneh seperti “diskon sesuai umur kamu” atau “harga ditentukan dari tinggi badan”, konten kayak gini bisa banget viral karena unik dan personal.
Audiens suka yang out of the box, tapi tetap gampang dipahami dan diceritakan ulang tanpa harus dijelasin panjang lebar.
4. Jangan Lupakan Tujuan Akhir
Tujuan utama gimmick marketing bukan sekadar viral. Kalau cuma bikin ramai tapi nggak menghasilkan apa-apa, sayang banget effort-nya. Pastikan kamu tetap punya alur yang membawa audiens dari awareness ke action. Entah itu lewat link pembelian, CTA ke WhatsApp, atau ajakan follow akun resmi. Gimmick yang baik adalah yang bisa menarik perhatian dan mengarahkan ke langkah selanjutnya.
5. Siapkan Plan B Kalau Gagal
Karena sifatnya eksperimental, gimmick marketing bisa jadi hit atau miss. Maka penting banget punya rencana cadangan kalau campaign kamu nggak berjalan sesuai harapan. Entah itu ubah pendekatan konten, follow up lewat channel lain, atau bikin penjelasan kalau gimmick-nya disalahpahami. Intinya, kamu harus siap adaptasi dan tetap profesional di mata audiens.
Gimmick marketing bukan sekadar cari perhatian. Di balik kampanye yang terlihat konyol atau aneh, harus ada strategi yang rapi dan tujuan yang jelas. Selama kamu tahu batasnya, tahu target kamu, dan tahu pesan yang ingin disampaikan, strategi ini bisa jadi senjata ampuh buat bikin brand kamu lebih menonjol di tengah persaingan.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan strategi gimmick marketing itu seperti apa dan gimana caranya biar bisa diperhalus? Yuk, coba terapkan barangkali ini works untuk strategi promosi bisnis dan produk kamu.
Buat kamu yang lagi mencari pembuatan konten dengan kualitas yang nggak kaleng-kaleng, coba tengok Alan Creative sekarang juga! Di sana terdapat layanan yang bisa banget bikin bisnis kamu berkembang, dimulai dari layanan pembuatan konten, desain visual, hingga strategi marketingnya. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Strategi Gimmick Marketing, Bikin Naik Cepet atau Jatuh Cepet?