Halo, Alan Lovers! Pernah nggak sih kamu ngerasa risih gara-gara iklan suatu produk terus muncul di mana-mana setelah kamu sekali aja ngeklik? Baru buka satu situs, udah dibuntutin ke YouTube, Instagram, sampe ke aplikasi cuaca. Kayak dikejar-kejar terus padahal kamu belum tentu minat atau pernah enggak sih kamu reach out customer, tapi mereka malas meladeni kita karena menurut mereka apa yang kita tawarkan itu benar-benar kayak iklan? Atau bahkan kamu menganalisis data lalu mencoba menawarkan penawaran produk, tapi mereka juga tidak maladeni karena ya… jualan banget. Kalau membayangkan kita di posisi customer pun kita pasti bakal kabur karena cara beriklannya cukup agresif. Ada nih beberapa strategi yang bisa banget kamu coba biar customer auto love saat kamu menawarkan produk. Yuk, simak penjelasan berikut ini!

1. Beri Nilai Dulu, Baru Jualan
Coba balik pola pikirnya. Jangan langsung jualan, tapi kasih dulu sesuatu yang berguna. Misalnya, kamu jual skincare. Daripada langsung nawarin produk pencerah kulit, kamu bisa mulai dengan bikin konten edukatif soal perbedaan jenis kulit, atau tips merawat wajah di cuaca panas. Dari situ, orang bakal mulai percaya sama kamu, karena kamu kelihatan paham dan peduli.
Saat mereka butuh solusi, kamu lah yang pertama muncul di pikiran mereka. Karena kamu udah lebih dulu ngasih, bukan maksa.
2. Manfaatkan Storytelling
Orang lebih suka cerita daripada iklan. Jadi, coba kemas pesan kamu dalam bentuk cerita. Misalnya, kamu jual sepatu handmade. Alih-alih sekadar bilang āSepatu awet dan nyamanā, coba ceritain kisah pembuatnya. Siapa yang bikin? Gimana proses pembuatannya? Apa yang bikin sepatu itu beda dari yang lain?
Cerita bisa bikin ikatan emosional yang kuat. Orang nggak cuma beli produk, tapi juga nilai dan kisah di baliknya.
3. Bangun Hubungan, Bukan Sekadar Transaksi
Jangan buru-buru minta orang beli. Bangun hubungan dulu. Misalnya, lewat newsletter, kamu bisa kasih update rutin berisi tips, cerita, atau info promo yang ringan dan nggak maksa. Tujuannya bukan biar mereka langsung beli, tapi biar mereka terus ingat kamu.
Saat waktunya pas, mungkin pas gajian, atau pas mereka butuh sesuatu, mereka akan lebih cenderung beli dari brand yang udah dekat.
4. Gunakan Teknik Soft Selling
Soft selling adalah cara jualan yang nggak terasa seperti jualan. Misalnya, kamu bikin video lucu atau menyentuh yang ada hubungannya sama produk kamu, tapi nggak secara langsung nawarin. Produk bisa hadir sebagai bagian dari cerita, bukan jadi fokus utama.
Contohnya, brand minuman bikin video tentang anak muda yang lagi nyari kerja, dan produk mereka cuma muncul di adegan santai bareng teman. Subtil, tapi mengena.
5. Biarkan Calon Customer Datang Sendiri
Dengan strategi yang tepat, kamu nggak perlu terus ngejar-ngejar. Calon customer akan datang sendiri karena mereka merasa nyaman dan percaya. Ini yang disebut inbound marketing kamu narik perhatian dengan konten dan pendekatan yang relevan, bukan dengan gangguan.
Di dunia yang serba cepat dan penuh distraksi ini, orang lebih menghargai brand yang tahu cara mendekat tanpa memaksa. Jadi, saat calon customer kamu mulai menghindar karena iklan yang terlalu agresif, mungkin saatnya kamu ubah cara main.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan strategi apa saja yang bisa menjangkau customer lebih erat lagi? Coba terapkan barangkali ini works untuk menawarkan produk kamu. Optimalkan strategi di atas sebaik mungkin.
Buat kamu yang lagi mencari pembuatan iklan dengan kualitas yang nggak kaleng-kaleng, coba tengok Alan Creative sekarang juga! Di sana terdapat layanan yang bisa banget bikin bisnis kamu berkembang, dimulai dari layanan pembuatan konten, desain visual, hingga strategi marketingnya. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Customer Journey mapping, Kunci Pemasaran Efektif