Halo, Alan Lovers! Ada loh konten yang bisa relevan alias timeless meski zaman makin maju tapi tetap relevan dibutuhin. Yap, itu konten evergreen. Konten jenis ini cocok banget buat kamu yang sering pusing bikin konten, konten itu tetap dibutuhin oleh masyarakat dan nggak terkikis oleh waktu, umurnya panjang, nggak basi dan tetap relevan walau waktu terus berjalan. Sebelum bahas lebih lanjut, yuk cari tahu dulu apa itu konten evergreen?

1. Pilih Topik yang Nggak Terpengaruh Tren
Kunci pertama bikin konten evergreen itu jangan pilih topik musiman. Konten soal “Trend Fashion Lebaran 2025” mungkin ramai… tapi ya cuma pas lebaran aja. Habis itu? Sepi. Sementara, topik seperti contoh ini:
- “Cara Menabung untuk Pemula”
- “Tips Menjaga Kesehatan Kulit”
- “Cara Nulis Caption yang Menjual”
Topik di atas itu bisa dicari kapan aja. Mau sekarang, tahun depan, atau 3 tahun lagi tetap dicari karena kebutuhannya nggak berubah seiring waktu. Jadi sebelum bikin konten, coba tanya dulu ke diri sendiri seperti, “Konten ini bakal masih berguna nggak ya untuk 2-3 tahun ke depan?” Kalau iya, berarti kamu di jalur yang tepat!
2. Fokus ke Masalah Umum yang Banyak Dialami Orang
Semakin universal masalahnya, semakin awet kontennya. Contohnya:
- “Cara Ngatur Waktu buat Freelancer”
- “Tips Ngatasi Overthinking Sebelum Tidur”
- “Panduan Bikin Budget Bulanan yang Realistis”
Semua itu bukan cuma dicari satu golongan, tapi banyak orang. Dari pelajar sampai ibu rumah tangga, semua bisa relate. Konten yang menjawab masalah umum cenderung dicari terus-menerus. Karena manusia, pada dasarnya, punya keresahan yang mirip-mirip, kan?
3. Gunakan Bahasa yang Sederhana & Nggak Terlalu Teknis
Kadang, konten bagus malah cepat basi karena terlalu terikat sama istilah-istilah tren atau bahasa yang cepat berubah. Misalnya nih Kalau kamu bikin artikel “Cara Bikin Reels Biar FYP”, bisa jadi itu cuma relevan setahun karena siapa tahu tahun depan, Reels udah diganti fitur baru. Tapi kalau kamu bilang “Cara Bikin Video Pendek yang Disukai Audiens”, itu lebih fleksibel dan nggak terikat platform tertentu. Bahasa yang netral dan sederhana bikin konten kamu lebih long-lasting. Hindari terlalu banyak slang yang cepat berubah atau istilah yang cuma berlaku di era tertentu.
4. Update Berkala, Jangan Ditinggal Gitu Aja
Yes, namanya juga evergreen bukan immortal. Tetap butuh dirawat! Setahun sekali, luangkan waktu buat cek:
- Ada info yang udah kadaluarsa nggak?
- Ada istilah baru yang lebih tepat?
- Ada tambahan insight yang bisa dimasukin?
Update kecil aja, tapi dampaknya bisa besar buat mempertahankan relevansi konten kamu di mata audiens. Bayangin konten kamu kayak tanaman sekali tanam sih iya, tapi tetap perlu disiram dan dirawat biar terus tumbuh.
Bikin konten evergreen itu bukan soal viral atau rame sesaat. Tapi soal bikin investasi jangka panjang yang bisa kasih value terus-menerus, bahkan saat kamu lagi nggak aktif bikin konten. Jadi, jangan buru-buru ikut tren terus. Sisihkan juga waktu buat bikin konten yang awet, bermanfaat, dan tahan lama.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa itu konten evergreen dan gunanya konten evergreen? Mulai sekarang coba deeh terapkan jwnis kontem evergreen. Meski cakupannya kecil, tapi orang-orang sering mencarinya loh! Jangan menunggu nanti, cobain sekarang.
Buat kamu yang ngebutuhin pembuatan konten media sosial atau strategi marketingnya, coba deh tengok Alan Creative! Di sana sudah terdapat banyak layanan yang bisa banget bantu konten kamu viral. Lengkap, komplit, bahkan berkualitas. Tunggu apalagi? Yuk, hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: 3 Kelemahan Content Evergreen Dalam Strategi Digital Marketing