Halo, Alan Lovers! Dalam beberapa tahun terakhir ini, fenomena buzzer makin sering terdengar di telinga, terutama saat musim pemilu. Tapi sebenarnya, buzzer itu bukan cuma eksis di dunia politik, lho. Di dunia bisnis dan pemasaran pun, buzzer punya peran, walau cara main dan tujuannya bisa beda. Yuk, kita bahas lebih dalam soal siapa itu buzzer, perannya di politik dan brand, dan apa bedanya dengan bot?! Simak penjelasannya sampai akhir!
Apa Itu Buzzer?

Secara sederhana, buzzer adalah orang atau akun yang sengaja dibayar atau diminta untuk menyebarkan suatu pesan di media sosial. Biasanya mereka punya cukup banyak pengikut dan aktif memposting konten yang bertujuan membentuk opini atau mempengaruhi persepsi publik. Buzzer terkenal negatifnya. Buzzer juga bisa individu, bisa juga kelompok. Mereka bisa menyamar sebagai pengguna biasa atau terang-terangan menyuarakan kampanye tertentu. Kadang, saking seringnya muncul, kita nggak sadar kalau sedang dipengaruhi.
Buzzer di Dunia Politik
Dalam konteks politik, buzzer sering digunakan untuk mengangkat citra seorang kandidat, menjatuhkan lawan politik, atau menggiring opini publik dalam isu-isu tertentu. Mereka bekerja cepat, masif, dan terstruktur. Kadang, narasi yang mereka dorong bisa sangat kuat sampai jadi trending topic.
Misalnya aja nih, saat musim kampanye, tiba-tiba ada ribuan akun yang ngomongin satu topik sama. Ada yang puji-puji berlebihan, ada juga yang nyebarin isu negatif. Itu bisa jadi tanda kerja para buzzer lho!
Tapi sisi negatifnya, penggunaan buzzer di politik seringkali rawan manipulasi. Publik bisa disesatkan dengan informasi yang belum tentu benar karena tujuan utamanya bukan edukasi, tapi membentuk persepsi. Huft, kalian harus hati-hati ya!
Bisa Nggak Sih Buzzer Dipakai Buat Brand?
Bisa banget. Banyak brand yang sebenarnya menggunakan buzzer atau sejenisnya, cuma biasanya disebut dengan istilah yang lebih halus seperti influencer, KOL (Key Opinion Leader), atau brand ambassador. Mereka dikontrak untuk mempromosikan produk, membentuk citra positif, dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Bedanya, di dunia brand, peran buzzer lebih ke arah promosi yang strategis. Misalnya, saat peluncuran produk baru, brand bisa sebar konten ke beberapa buzzer agar topiknya ramai dibicarakan. Tapi tentu, brand yang baik tetap transparan dan menjaga etika komunikasi.
Apa Bedanya Buzzer dan Bot?
Ini pertanyaan yang sering bikin bingung. Buzzer adalah manusia, meski kadang mereka mengelola banyak akun. Sedangkan bot adalah program otomatis yang bisa diprogram untuk memposting, like, retweet, atau bahkan membalas komentar.
Bot sering digunakan untuk membuat seolah-olah sebuah topik ramai, padahal interaksinya palsu. Nah, kalau buzzer bisa membangun interaksi yang lebih organik karena dikelola oleh orang langsung. Tapi kadang, kerja buzzer dan bot saling melengkapi untuk efek viral yang maksimal.
Fenomena buzzer, baik di politik maupun bisnis, bukan hal baru. Di satu sisi, mereka bisa membantu menyebarkan informasi dan membangun perhatian ya. Tapi di sisi lain, kalau disalahgunakan, bisa jadi alat manipulasi. Untuk itu, kalian harus berhati-hati selalu telaah lebih lanjut mengenai berbagai informasi yang sedang banyak dibahas. Sebagai audiens juga, penting banget buat tetap kritis dan peka, supaya nggak gampang terpengaruh sama narasi yang belum tentu objektif.
Buat kamu yang lagi mikir cara biar bisnis kamu laku keras, coba tengok Alan Creative sekarang juga! Di sana terdapat banyak layanan yang bisa banget kamu coba, dimulai dari pembuatan konten, digital marketing, hingga pembuatan aplikasi dan website! Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas!
Yuk, tunggu apalagi? Hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: 3 Rekomendasi Bot Traffic untuk Meningkatkan Traffic Website