Halo, Alan Lovers! Lebaran merupakan momen yang ditunggu oleh banyak orang karena bisa berkumpul dengan keluarga. Quality time with family!
Tapi, ternyata ada banyak juga orang yang masih harus bekerja di saat lebaran yang notabenenya adalah hari libur bagi banyak orang. Biasanya, orang-orang ini bekerja di sektor-sektor yang krusial sehingga tidak bisa diliburkan seperti kebanyakan orang.
Dalam artikel yang berjudul Lebaran? Apa Itu Liburan? Kisah Orang yang Bekerja Saat Lebaran ini kami akan membahas kisah-kisah dari orang yang harus bekerja saat lebaran.
Sebenarnya Ingin Mudik…
Namun Apa Daya Biaya Menjadi Kendala
Dilansir dari KOMPAS.com, seorang porter di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Sardiman (54) tidak mudik ke kampung halaman karena terkendala biaya. “Mau pulang kampung ya belum bisa. Biayanya lebih besar daripada biaya kehidupan di Jakarta,” ucap dia di area kedatangan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (26/4/2023).
Sardiman ingin mudik ke kampung halamannya di Banjarnegara, Jawa Tengah, namun biaya untuk mudik dibandingkan pendapatannya tidak sebanding. Pada momen-momen tertentu, semisal Lebaran, Sardiman bisa meraup Rp 100.000-Rp 150.000 per hari.
Biasanya, pendapatan tersebut mulai terlihat sejak tiga hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. “Kadang Rp 50.000-Rp 80.000 per hari di hari biasa. Enggak menentu, jadinya kisaran pendapatan bulanan enggak bisa diukur,” jelas Sardiman.
Namun Perlu Menafkahi Keluarga
Santoso (46), satpam di perumahan Taman Duren Sawit, Jakarta Timur, harus bekerja saat lebaran untuk mencari pendapatan tambahan untuk istri dan anak-anaknya.
Gaji yang diperoleh Santoso adalah sekitar Rp 3 jutaan per bulan. Nominal itu didapat dari iuran warga setempat. “Gaji memang tidak besar, tapi alhamdulillah cukup untuk menafkahi keluarga yang di sini dan di kampung halaman,” jelas Santoso.
Jadi, para satpam di perumahan itu akan berunding siapa saja yang ingin mengambil cuti saat atau setelah Lebaran. “Kami tidak ada libur di hari raya apa pun. Cuma, kalau Idul Fitri dan hari raya serupa, bisa ambil cuti secara bergantian,” kata Santoso.
Untuk Santoso sendiri, tahun ini ia tidak mengambil cuti. “Saya milih kerja saat Lebaran karena kampung halaman saya jauh. Sering kehabisan tiket kereta juga dari dua bulan sebelum Lebaran,” ucap dia.
Profesi dan Kontroversi Saat Lebaran
Di media sosial, beberapa waktu lalu diramaikan dengan munculnya berbagai postingan yang menunjukan bagaimana kurir harus bekerja keras di saat lebaran. Mendekati lebaran, e-commerce banyak yang memberikan diskon spesial dan dampaknya adalah banjir order-an.
Salah satu yang terdampak selain seller adalah kurir ekspedisi. Banyak dari mereka yang mengeluhkan kerja overload. Sehingga, banyak pula dari mereka yang meluapkan keresahannya seperti dalam gambar di atas yang meminta pengguna untuk mengurangi jumlah pesanannya.
Di satu sisi, hal tersebut merupakan kewajiban dari mereka sebagai pekerja untuk melaksanakan tugasnya. Tapi di sisi lain, perusahaan ekspedisi pun harus memberikan “kemanusiaan” bagi para kurir untuk bisa bekerja sesuai dengan kapasitas dan beban kerjanya.
Bagi kalian yang tertarik untuk mendapatkan artikel unik lainnya, ikuti terus Alan Creative. Bukan hanya artikel unik, tetapi kalian juga bisa mendapatkan artikel informatif seputar teknologi hingga digital marketing.
Lalu, jika kalian tertarik untuk mengembangkan aplikasi tapi bingung gimana caranya? Jangan khawatir, Alan Creative hadir untuk membantu menyelesaikan masalah kalian. Kami menyediakan layanan pembuatan web maupun mobile apps dengan profesional. Tunggu apalagi? Hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan penawaran terbaik!