Halo, Alan Lovers! Kadang pernah ngalamin nggak sih bikin teknik fomo tapi kesannya bikin aneh dan nggak nyambung? Waduh, jangan sampai audiens kamu ilfeel saat membaca kalimat per kalimatnya. Pastikan strategi fomo yang kamu pakai itu bagus, berkualitas, dan bikin audiens ter-trigger untuk segera melakukan tindakan. Gimana caranya? Yuk, simak 3 teknik fomo yang dijamin enggak bakal bikin audiens ilfeel beneran! Simak sampai akhir!

1. Ceritain Keseruan Orang Lain Dulu
Manusia itu kan makhluk sosial, nah mereka cenderung tertarik sama apa yang sedang dilakukan orang lain. Buat kamu nih pembuat konten bisa banget manfaatkan hal ini untuk menciptakan FOMO secara halus. Caranya? Ceritain aja pengalaman orang lain yang nyobain produk kamu. Bisa dalam bentuk testimoni, cuplikan review, atau cerita di balik layar. Contohnya nih:
“Waktu kita kirim produk ini ke Mba Rina, kita nggak nyangka teenyata langsung dipakai buat acara pentingbya. Katanya, banyak yang nanyain beli di mana produknya?”
Kalian pasti sering nemuin content creator yang bicara seperti itu kan? Itu nggak ngajak secara langsung, tapi dari perkataannya aja kelihatan bahwa dia nunjukin sinyal bahwa orang lain udah pakai dan mereka happy. Bikin yang dengernya kepengen ikutan nyoba juga produk tersebut.
2. Kasih Petunjuk Kalau Ini Durasinya Sebentar
Tanpa harus teriak-teriak untuk beli sekarang. Kamu bisa banget langsung sampaikan sense of urgency dengan gaya yang lebih lembut. Misalnya saja kamu bisa pakai narasi waktu dan jumlaj terbatas, tapi disisipin ke dalam cerita. Contohnya nih:
“Jilbab ini cuma diproduksi 50 pcs bulan ini, enggak bakal stock lagi karena bahannya cukup langka. Jadi, kita juga masih nyari-nyari bahan yang sama dan tetap berkualitas.”
Dengan begitu, audiens nya itu bakal merasa bahwa ada batasan waktu dan kuota, tapi disampaikannya dengaan cara yang lebib kalem dan bersahabat.
3. Bangun Komunitas Kecil yang Bikin Penasaran
FOMO enggak selalu soal yang namanya barang atau promo. Kadang, perasaan takut ketinggalan itu muncul karena kita ngelihat ada komunitas yang asik, rame, dan kita nggak ada di situ. Nah, kamu bisa manfaatin strategi ini dengan cara nunjukin bahwa brand kamu punya lingkaran kecil yang seru. Misalnya kamu bikin konten behind the scenes dari pembeli yang dapat kiriman atau nhobrol ringan sama followers yang sering komen. Contohnya nih:
“Kemarin ngobrol-ngobrol sama anggota komunitas kita, kucu banget mereka saling kenal gara-gara produk kita bahkan ada yang pacaran karena ada yang sering unggul-unggulan poin pembelian produk kita, lho!”
Dengar itu, audiens mungkin langsung pada mikir bahwa ikutan komunitasnya kayak seru juga ya dan mereka bakalan ikutan daftar sebagai anggota premium.
FOMO nggak harus soal pamer atau teriak-teriak diskon. Kadang, yang halus dan personal justru lebih ngena. Intinya, bikin audiens merasa ada momen, pengalaman, atau keseruan yang sayang banget buat dilewatkan, tapi tanpa bikin mereka risih.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan beberapa teknik fomo yang bisa banget ningkatin kefomoan netizen? Coba terapkan, barangkalk ini works untuk konten-konten kamu agar semakin banyak yanv checkout dan penjualan meningkat deh.
Buat kamu yang kepengen buat konten tapi malas bikinnya, yuk coba tengok Alan Creative! Di sana terdapat banyak layanan yang bisa banget bikin konten kamu berkualitas, bagus, dan berkembang. Dimulai dari layanan pembuatan konten, desain visual, hingga strategi marketing juga ada bahkan pembuatan aplikasi dan website juga ada. Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas.
Tunggu apalagi? Yuk, hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Omzet Stagnan? Saatnya Upgrade Strategi Digital Marketingmu!