Halo, Alan Lovers! Kalau kamu sering dengar istilah pain point tapi masih bingung artinya, tenang, kita bahas pelan-pelan. Dalam dunia marketing, pain point copywriting itu sebenarnya masalah atau kebutuhan yang dirasakan calon pelanggan. Sederhananya, ini adalah rasa sakit mereka, bisa berupa kesulitan, kekhawatiran, atau hambatan yang bikin mereka butuh solusi. Nah, tugas sebuah brand adalah mengenali rasa sakit itu, lalu menawarkan obatnya melalui produk atau layanan yang dimiliki.
Bayangkan kamu jual jasa pembersihan rumah. Pain point dalam Copywriting calon pelanggan bisa jadi rasa capek pulang kerja, rumah berantakan, dan nggak ada waktu bersih-bersih. Kalau kamu paham masalah ini, kamu bisa bikin promosi yang nyentuh langsung ke inti masalah mereka.
Kenapa Pain Point Penting di Copywriting?

Copywriting bukan cuma soal rangkaian kata yang terdengar manis. Tujuannya adalah membuat pembaca merasa relate dan memicu mereka untuk mengambil tindakan.
Ketika copywriting mengangkat pain point yang tepat, audiens akan merasa dimengerti. Mereka jadi percaya bahwa brand kamu memang paham situasi mereka, dan otomatis menganggap solusi yang kamu tawarkan relevan. Inilah yang membuat mereka lebih mudah tergerak untuk mencoba produk atau layananmu.
Jenis-Jenis Pain Point yang Perlu Diketahui
1. Pain Point Finansial
Masalah yang berkaitan dengan biaya atau pengeluaran. Contohnya, harga produk yang terlalu mahal, atau mereka ingin solusi yang lebih hemat.
2. Pain Point Produktivitas
Hambatan yang bikin pekerjaan jadi lama atau ribet. Misalnya, software yang lambat atau proses kerja yang terlalu manual.
3. Pain Point Dukungan
Kurangnya bantuan atau pelayanan pelanggan yang memadai. Ini sering bikin orang malas lanjut pakai sebuah layanan.
4. Pain Point Proses atau Kenyamanan
Situasi yang bikin hidup mereka kurang praktis, seperti harus antre lama atau sistem pembayaran yang ribet.
Cara Menggunakan Pain Point di Copywriting
Pertama-tama, kamu perlu riset. Bisa lewat survei, wawancara, baca ulasan, atau lihat tren di media sosial. Cari tahu masalah paling sering dikeluhkan target audiensmu.
Setelah itu, masukkan pain point ini ke dalam teks promosi dengan alur seperti tunjukkan masalah, perbesar urgensinya, tawarkan solusi, beri ajakan untuk bertindak.
Pain point adalah kunci untuk membuat copywriting yang mengena. Semakin dalam kamu memahami masalah audiens, semakin besar peluang mereka untuk merasa terhubung dan akhirnya mencoba solusi yang kamu tawarkan.
Buat kamu yang pengen bikin bisnis dan enggak tahu gimana promosinya, yuk coba deh tengok Alan Creative. Di sana terdapat banyak layanan yang bisa banget kamu coba dimulai dari layanan pembuatan website, Aplikasi, strategi marketing, dan lainnya. Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas. Yuk, tunggu apalagi! Hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Brand Awareness Itu Apa Sih? Ini Penjelasan Gampangnya