Halo, Alan Lovers! Jika kita mengakses sebuah website, tak asing untuk menemukan iklan yang mencurigakan, seperti iklan untuk pil pelangsing ajaib. Bahkan, kadang-kadang iklan tersebut muncul di situs web yang sah dan terpercaya. Inilah fenomena periklanan digital terkini yang kita hadapi.
Ternyata, kebanyakan website sebenarnya tidak menentukan siapa yang dapat menampilkan iklan kepada para pengunjungnya. Sebaliknya, kebanyakan situs memindahkan tugas ini ke advertising tech companies untuk menentukan iklan seperti apa yang ditampilkan.
Ekosistem iklan online sebagian besar dibangun menggunakan sistem “Programatic Ads,”. Sistem ini mengotomatisasi penawaran oleh pengiklan pada space iklan yang tersedia. Oleh karenanya, siapa cepat dan royal, dia dapat. Berbeda dengan direct ads yang didasarkan pada kerjasama antara pengiklan dan pemilik website.
Sekilas Mengenai Programatic Ads
Pasar iklan online modern memiliki satu tujuan, yaitu mencocokkan iklan dengan volume tinggi dengan space iklan yang besar pula. Di satu sisi, website tentu ingin agar space iklannya terus terisi penuh serta mendapatkan harga terbaik. Di sisi lain, pengiklan ingin menargetkan iklan mereka untuk ditayangkan di website dan pengguna yang relevan.
Agar lebih paham, coba perhatikan gambar berikut:
Daripada bekerjasama untuk membuat direct ads, pengiklan lebih memilih untuk menggunakan skema demand-side platforms. Sedangkan website sendiri lebih memilih untuk menggunakan skema supply-side platforms.
Dalam banyak kasus, perusahaan iklan menentukan iklan yang ditayangkan melalui pelelangan secara real-time. Sebuah website, ketika diakses oleh seseorang dan masih memiliki space iklan, sisi supply-side platform akan membuat sebuah request dari demand-side platforms untuk menampilkan iklannya. Tentu hal ini tergantung pada siapa yang membayar paling tinggi.
Sistem ini memungkinkan pengiklan untuk menayangkan iklan ke jutaan pengguna potensial, di seluruh jutaan website. Begitupun bagi website, mereka tidak perlu menghubungi berbagai perusahaan untuk menayangkan iklannya di website mereka.
Sistem Screening yang Tidak Sempurna
Sistem periklanan programatik tidak sempurna dalam menyaring iklan yang buruk. Pelaku periklanan jahat, dapat memanfaatkan skala dan jangkauan periklanan programatik untuk mengirim penipuan dan tautan ke malware jutaan pengguna website.
Ada beberapa cek terhadap iklan yang dilakukan dalam berbagai tingkat. Ad networks, supply-side platforms, dan juga demand-side platform umumnya memiliki kebijakan tertentu untuk membatasi iklan berbahaya. Sebagai contoh, Google Ads memiliki kebijakan yang melarang iklan untuk menampilkan produk ilegal dan berbahaya, konten berbahaya, hingga penipuan seperti phishing.
Namun, ada pula ad networks yang tidak memiliki kebijakan ketat, contohnya adalah MGID. Mereka hanya menulis konten yang dilarang sebagai “misleading, inaccurate or deceitful information“. Sehingga, dasar kebijakannya pun kurang memadai untuk bisa melakukan screening terhadap konten iklan yang dimuat.
Situs web dapat memblokir pengiklan dan kategori iklan tertentu. Misalnya, sebuah situs web dapat memblokir pengiklan tertentu. Misalnya yang telah menjalankan iklan scam di halaman mereka hingga ad networks tertentu yang memiliki iklan berkualitas rendah.
Ad networks biasanya menggunakan kombinasi moderatosi konten manual dan otomatis untuk memeriksa apakah iklannya sesuai dengan kebijakan mereka. Seberapa efektif hal ini masih dipertanyakan, tetapi sebuah laporan oleh perusahaan iklan Confiant menunjukkan bahwa antara 0,14% dan 1,29% iklan yang disajikan oleh berbagai supply-side platforms pada kuartal ketiga 2020 berkualitas rendah.
Pengiklan jahat beradaptasi untuk mengatasi tindakan pencegahan dan mencari cara untuk menghindari audit otomatis atau manual dari iklan mereka, atau mengeksploitasi area abu-abu dalam kebijakan konten.
Misalnya, dalam sebuah studi selama pemilihan AS 2020, banyak ditermukan contoh survei politik palsu, yang mengaku sebagai survei opini publik tetapi meminta alamat email untuk memberikan suara. Memberikan suara dalam survei tersebut akan mendaftarkan pengguna ke dalam daftar email politik.
Iklan Buruk by Design
Kalian mungkin pernah melihat iklan di banyak situs web berita dan media, termasuk situs-situs besar seperti CNN, USA Today, dan Vox. Jika kalian scroll ke bawah artikel berita, ada bagian yang disebut “sponsored content” yang berisi artikel berita.
Namun, semua itu adalah konten berbayar. Dalam sebuah studi tentang iklan pada website berita ditemukan bahwa iklan ini mengandung konten yang berpotensi menyesatkan dan menipu. Seperti iklan untuk suplemen kesehatan, artikel berbayar yang ditulis dengan cara menipu, hingga tawaran investasi.
Dalam satu perspektif, dapat kita lihat bagaimana sebuah media berita memiliki kesulitan untuk mendapatkan uang. Oleh karenanya, jalan “sesat” seperti ini seringkali menjadi jalan yang dipilih untuk mendapatkan uang dengan mudah dan masif.
Tertarik untuk mendapatkan artikel unik lainnya? Ikuti terus Alan Creative. Bukan hanya artikel unik, tetapi kalian juga bisa mendapatkan artikel informatif seputar teknologi hingga digital marketing.
Cari semua kebutuhan konten digital hingga teknologi untuk bisnis dan pemerintah hanya di Alan Creative! Termasuk pembuatan website profesional dengan harga terjangkau!