Halo, Alan Lovers! Siapa bilang jualan itu harus teriak-teriak kepada orang untuk membeli produk kita? Di zaman sekarang, teknik jualan makin kreatif dan salah satu strategi yang makin banyak dipakai brand besar maupun pelaku UMKM adalah soft selling. Soft selling adalah cara jualan yang halus, nggak memaksa, tapi tetap bisa bikin orang tertarik buat beli. Ibaratnya, kamu ngajak orang belanja lewat cerita, bukan lewat dorongan agresif. Menariknya, justru teknik ini bisa lebih ampuh karena orang merasa nyaman, bukan terintimidasi. Kalau kamu mau coba jualan tanpa bikin orang kabur duluan, yuk simak beberapa tips soft selling yang bisa kamu terapkan sekarang juga!
1. Mulai dari Cerita, Bukan Harga
Orang suka cerita. Bukan cuma cerita seru, tapi juga cerita sederhana yang relate sama kehidupan mereka. Nah, soft selling itu kerjanya dari situ, menyentuh lewat pengalaman. Misalnya kamu jual skincare, jangan langsung bilang “Diskon 50% serum!” Tapi coba mulai dengan, “Dulu aku sering insecure gara-gara kulit kusam. Tapi setelah rutin pakai ini, banyak yang bilang aku kelihatan lebih fresh.”
Dari cerita kayak gitu, kamu pelan-pelan bangun ketertarikan audiens tanpa perlu nyodorin harga di awal.
2. Fokus ke Manfaat, Bukan Fitur
Konsumen lebih peduli pada manfaat yang mereka rasakan dibanding fitur produk. Jadi, hindari terlalu banyak istilah teknis. Ganti kalimat seperti “mengandung niacinamide 10%” dengan “bantu mencerahkan kulit dalam waktu 7 hari.”
Soft selling mengajak kamu untuk berbicara dengan bahasa yang dimengerti audiens. Kalau mereka merasa kamu paham kebutuhannya, mereka bakal lebih terbuka dan percaya.
3. Bangun Kedekatan lewat Konten
Konten adalah alat terbaik buat soft selling. Kamu bisa edukasi, menghibur, atau berbagi tips yang bermanfaat buat audiens. Dari situ, kamu bangun koneksi dan kepercayaan.
Misalnya, kamu jual peralatan dapur, coba bikin konten resep simple pakai produk kamu atau kalau kamu jual hijab, bikin tips mix and match buat ke kantor atau kondangan. Konten yang bermanfaat bikin orang stay lebih lama dan akhirnya penasaran sama produk kamu.
4. Rebut Hati Lewat Sosial Proof
Testimoni, review, atau video pelanggan bisa jadi cara soft selling yang powerful. Kenapa? Karena yang ngomong bukan kamu, tapi orang lain yang sudah coba dan puas. Kamu bisa sisipkan cerita dari pelanggan sebelumnya, lengkap dengan sebelum-sesudahnya, atau share ulang story dari mereka yang tag brand kamu. Ini nunjukin bahwa produk kamu memang dipakai dan dipercaya, tanpa harus kamu bilang “ayo beli!”
5. Tutup dengan Call to Action yang Ramah
Walaupun jualannya halus, kamu tetap perlu arahan. Tapi, jangan terlalu menekan. Pilih CTA yang ramah dan bersifat ajakan, bukan paksaan. Contohnya:
“Kalau kamu lagi cari skincare yang ringan buat pemula, bisa banget cek ini.”
Atau, “Mau cobain juga? Link ada di bio, ya!”
Dengan cara seperti ini, audiens merasa dikasih pilihan, bukan disuruh-suruh.
Soft selling itu soal membangun hubungan, bukan sekadar transaksi. Dengan cara jualan yang halus, kamu bisa tarik perhatian, bangun kepercayaan, dan pelan-pelan dorong keputusan beli, tanpa bikin orang merasa diganggu. Cobain deh tips di atas di konten kamu selanjutnya. Siapa tahu, jualan kamu makin lancar justru karena nggak terlalu ngotot!
Buat kamu yang lagi mencari pembuatan konten dengan kualitas yang nggak kaleng-kaleng, coba tengok Alan Creative sekarang juga! Di sana terdapat layanan yang bisa banget bikin bisnis kamu berkembang, dimulai dari layanan pembuatan konten, desain visual, hingga strategi marketingnya. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi Alan Creative sekarang juga!
Baca juga: Kenapa Konten Bisnis Susah FYP? Intip Teknik Soft Selling Ini!
ID 
EN