Halo, Alan Lovers! Di tengah derasnya arus konten media sosial yang bermunculan setiap detik, satu hal yang menjadi incaran banyak orang adalah menjadi viral. Scroll… like… share… repeat. Akan tetapi, pernahkah kamu berhenti sejenak dan bertanya, apa sebenarnya dampak dari fenomena viral ini, khususnya bagi generasi muda? Coba yuk tengok penjelasan di bawah ini!

1. Menjadi Viral adalah Validasi
Banyak anak muda hari ini tumbuh di era di mana angka likes, views, dan followers seolah menjadi patokan nilai diri. Tidak heran ketika konten viral dianggap sebagai sebuah tiket emas menuju eksistensi yang semakin ramai diperbincangkan, semakin besar rasa percaya diri yang dirasakan. Akan tetapi, ini memiliki dampaknya akibat keviralan tersebut. Namun, di balik itu semua nih muncul banyak tekanan tak terlihat, yaitu harus tampil sempurna, harus selalu menarik perhatian dan harus tetap up to date. Lama kelamaan, hal ini bisa menjadikan seseorang kehilangan jati diri karena terlalu fokus jadi “apa yang disukai orang”, bukan jadi diri sendiri. Dampak Viral enggak main-main ya!
2. Batas Antara Hiburan dan Bahaya
Tidak semua yang viral itu berbahaya. Banyak juga konten yang inspiratif, lucu, atau edukatif yang memang layak jadi perhatian. Tapi tidak sedikit juga yang melanggar batas, konten prank misalnya yang berlebihan, ujaran kebencian terselubung, atau tren yang sebenarnya membahayakan.
Untuk generasi muda yang masih dalam proses membentuk nilai dan pendirian, hal ini bisa jadi jebakan. Tanpa disadari, mereka bisa saja menormalisasi perilaku negatif hanya karena itu terlihat keren atau lagi rame.
3. FOMO Yang Membuat Kehilangan Fokus
Fear of Missing Out (FOMO) membuat banyak sekali remaja bahkan orang dewasa merasa harus terus update, harus ikut tren, harus tahu apa yang viral hari ini. Padahal, tanpa diketahui efeknya bisa menjadi cukup serius, seperti sulit fokus, gampang gelisah, dan produktivitas menurun. Waktu yang harusnya dipakai buat belajar, istirahat, atau bersosialiasi malah habis digunakan untuk scroll sosial media.
4. Viral dijadikan sebagai Acuan Hidup
Hal ini bisa jadi berbahaya ketika viral bukan lagi sebagai hasil dari karya yang bermakna, tapi dijadikan tujuan utama. Demi konten yang ramai seseorang akan rela untuk membuat sensasi, kontroversi, bahkan menjatuhkan orang lain.
5. Viral bisa menjadi positif
Viral bisa menjadi positif jika kita tahu cara menggunakannya. Tidak selalu negatif. Banyak sekali campaign sosial, gerakan kemanusiaan, atau karya kreatif anak muda yang menjadi viral dan membawa perubahan besar. Kuncinya adalah niat dan isi kontennya. Kalau viral bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan kebaikan, membuka pikiran, atau memberi semangat ke orang lain, kenapa tidak?
Media sosial bisa jadi alat yang serba bisa, tapi juga bisa menjebak jika kita hanya mengejar viral tanpa makna.
Bagi generasi muda, penting untuk memilih dengan bijak, apakah kita akan ikut tren atau menciptakan dampak positif? Viral itu sementara, tapi nilai yang kita bagikan bisa bertahan lama.
Siap menggunakan media sosial dengan bijak bersama Alan Creative? Di Alan terdapat banyak layanan seperti layanan pembuatan konten, desain visual, hingga strategi marketing, lho. Tunggu apalagi? Follow kami untuk lebih banyak tips tentang cara memanfaatkan platform digital dengan bertanggung jawab dan berdampak positif.
Baca juga: Ngonten Terus Tapi Nggak Boom? Telusuri Masalahnya!