Halo, Alan Lovers! Pernah nggak kamu lagi belanja online, udah milih-milih produk, masukin ke keranjang, tapi akhirnya nggak jadi bayar? Kalau iya, selamat, kamu baru saja melakukan yang namanya abandoned cart alias keranjang terbengkalai. Fenomena ini ternyata sangat umum terjadi di dunia e-commerce, bahkan bisa jadi masalah besar buat para pemilik toko online. Tapi, kenapa sih orang udah repot-repot masukin produk ke keranjang, tapi nggak checkout juga? Yuk, kita kupas bareng-bareng.

1. Biaya Tiba-Tiba Jadi Membengkak
Salah satu alasan paling klasik harga akhir nggak sesuai ekspektasi. Awalnya kita lihat harga produk Rp150.000, tapi pas checkout muncul ongkir, pajak, atau biaya tambahan lain. Totalnya bisa jadi Rp200.000 lebih. Beda tipis sama gaji harian, kan? Wajar kalau konsumen langsung mundur pelan-pelan. Buat konsumen, biaya tersembunyi bikin rasanya kayak ditipu. Sementara buat toko online, ini jadi sinyal bahwa transparansi harga itu penting banget.
2. Proses Checkout Ribet
Bayangin lagi buru-buru, tapi checkout malah panjang banget isi data pribadi berulang kali, bikin akun baru, lalu disuruh verifikasi email. Duh, siapa yang nggak capek? Banyak orang akhirnya memutuskan ninggalin keranjang dan bilang, Nanti aja deh, yang ujung-ujungnya malah lupa. Checkout yang ribet sering kali jadi pembunuh semangat belanja. Kalau bisa dibuat simpel, kenapa harus muter-muter?
3. Ongkir Terlalu Mahal
Nah, ini juga faktor besar. Kadang harga produk udah oke, tapi ongkos kirimnya bisa setara atau bahkan lebih mahal daripada barangnya. Misalnya beli case HP Rp50.000, tapi ongkirnya Rp45.000. Ya jelas bikin mikir dua kali. Apalagi kalau pembeli tahu ada toko lain atau marketplace yang kasih ongkir lebih murah, mereka pasti langsung pindah haluan.
4. Sekadar Ngecek atau Wishlist
Nggak semua orang yang masukin barang ke keranjang beneran mau beli saat itu juga. Banyak yang cuma pakai keranjang belanja sebagai wishlist alias daftar impian doang. Kadang sambil nunggu diskon, kadang cuma iseng. Jadi bukan nggak jadi beli, tapi memang waktunya belum pas.
5. Masalah Kepercayaan
Keamanan juga jadi alasan penting. Kalau pembeli merasa situsnya kurang meyakinkan misalnya metode pembayaran terbatas, tampilan produk agak mencurigakan, atau review toko sedikit mereka bisa langsung mundur. Soalnya, siapa juga yang mau ambil risiko datanya bocor atau barang nggak sampai?
6. Gangguan atau Lupa
Faktor terakhir ini sering disepelekan, tapi nyata. Kadang orang udah niat bayar, eh ada notifikasi masuk, dipanggil orang rumah, atau baterai HP habis. Setelah itu, lupa deh sama keranjang belanja yang udah penuh.
Buat bisnis online, abandoned cart itu sebenarnya masih ada harapan. Caranya bisa dengan:
- Mengirim email reminder biar konsumen inget.
- Kasih insentif kayak diskon kecil atau gratis ongkir.
- Bikin proses checkout super singkat dan jelas.
- Transparan soal harga dari awal.
Abandoned cart adalah hal yang wajar, tapi kalau dibiarkan bisa bikin omzet berkurang drastis. Konsumen punya banyak alasan kenapa mereka batal checkout, mulai dari biaya tambahan, ongkir mahal, checkout ribet, sampai sekadar lupa. Jadi, kuncinya ada di pengalaman belanja yang lebih simpel, transparan, dan meyakinkan.
Buat kamu yang lagi nyari pembuatan konten, coba deh tengok Alan Creative. Di sana kamu bisa banget menemukan layanan-layanan yang dapat membuat bisnis kamu berkembang dengan pesat. Dimulai dari layanan pembuatan konten, aplikasi, website, hingga strategi marketing. Lengkap, komplit, dan pastinya berkualitas. Tunggu apalagi? Yuk, hubungi Alan Creative sekarang juga.