Halo, Alan Lovers! Konten media sosial bukan hanya berfungsi sebagai bentuk ekspresi diri. Coba kita lihat di Instagram dan Tiktok sebagai dua media sosial terbesar untuk berbagi gambar dan video. Konten yang hadir di sana mampu menarik perhatian banyak orang, entah bagi mereka yang bertujuan untuk mencari informasi, edukasi, atau transaksi.
Tren tersebut pada akhirnya harus dapat dilihat sebagai sebuah peluang bagi para pebisnis. Salah satu konsep dasar dalam bisnis adalah pemasaran, yang memiliki pilar awareness atau adanya kesadaran. Maksudnya, kesadaran terhadap keberadaan sebuah bisnis. Karena tidak mungkin seseorang akan melakukan transaksi dengan bisnis yang tidak ia ketahui sebelumnya.
Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam mengenai pentingnya konten media sosial untuk bisnis kalian!
Framework Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran memiliki bermacam framework yang dapat dijadikan pedoman untuk menyusun langkah pemasaran yang akan dilakukan. Sebut saja RACE, Flywheel, SOSTAC, dan Marketing Funnel. Meski begitu, frameworks tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan mendasar, yaitu dimulai dari mencari perhatian untuk akhirnya dijadikan konversi.
Mencari perhatian atau attract dapat dilakukan dengan memenuhi unsur-unsur komunikasi. Kita kutip saja salah satu basic model dalam ilmu komunikasi yaitu model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold Lasswell. Ada lima unsur yang harus dipenuhi agar ‘komunikasi’ dapat disebut sebagai komunikasi sebagaimana ditampilkan dalam diagram di bawah ini:
Dalam kaitannya dengan konteks strategi pemasaran, diagram tersebut dapat kita kontekstualisasikan sebagai berikut:
Penyampai pesan (Who?)
Dalam hal ini, penyampai pesan merupakan pihak bisnis. Hal yang harus diperhatikan adalah kita berbicara sebagai siapa dalam artian ingin dilihat sebagai yang seperti apa. Misalnya, ingin dilihat sebagai seseorang yang gaul, suka bercanda, serius, atau apapun itu.
Penentuan posisi diri ini sangat penting untuk menjadi persona yang ditapilkan. Jangan sampai nanti kita malah mendapat respon yang tidak diinginkan. Misalnya, kita berbicara dengan bahasa gaul tapi justru malah dilihat sebagai seseorang yang ‘sok asik’. Tentunya itu bukan hal yang diinginkan, bukan?
Penilaian-penilaian tersebut merupakan hasil dari kombinasi antar unsur dalam model komunikasi ini.
Pesan (Says what?)
Penentuan posisi diri dalam unsur sebelumnya, menentukan pesan apa dan seperti apa yang kita sampaikan. Misalnya, jika kita menempatkan diri sebagai teman sebaya bagi orang berusia lanjut, maka isi dan formulasi pesannya harus disusun dengan tepat. Cari tahu apa mereka ketahui dan sukai, agar kita bisa menyampaikan isi pesan yang related dengan mereka.
Jangan sampai kita ingin memasarkan sebuah smartphone canggih tetapi dengan konten pemasaran seperti…
“Dapatkan segera smartphone ini di harga Rp 5 jutaan saja. Memberikan pengalaman gaming terbaik untuk kamu. Main Genshin Impact, Mobile Legend, ataupun PUBG bisa rata kanan!”
Maksudnya, orang berusia lanjut tidak akan merasa related dengan pesan tersebut karena banyak dari mereka yang merasa asing dengan gaming. Maka dari itu perlu disesuaikan, misalnya sebagai berikut:
“Dapat segera smartphone ini. Telpon mudah, bisa bertemu keluarga kapanpun dan dimanapun tanpa mengeluarkan biaya mahal. Cukup dengan Rp 5 jutaan, Ibu/Bapak bisa silaturahmi dengan mudah dan murah”
Medium (In which channel?)
Setelah menentukan siapa kita dan apa yang ingin disampaikan, selanjutnya perlu juga untuk menentukan melalui medium apa akan disampaikannya? Pilihan di era sekarang ini tidaklah terlalu menyulitkan seperti dahulu. Bukan memilih antara menggunakan brosur, radio, atau TV; tetapi memilih antara media sosial yang ada di smartphone kita.
Pemilihan keputusan ini tentu jauh lebih mudah dan murah dibandingkan dahulu karena satu konten yang kita buat pun bisa disalurkan melalui berbagai media sosial sekaligus. Meski begitu, setiap media sosial tentu memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga ada konten-konten tertentu yang dapat dioptimalkan hasilnya.
Sebagai contoh, Instagram cocok untuk membagikan konten dalam bentuk gambar/foto, Tiktok untuk konten video, dan Twitter untuk konten dalam bentuk microblog. Jika kita mengunggah gambar/foto di Tiktok, tentu tidak akan mendapatkan impresi yang baik karena harapan pengguna Tiktok adalah mendapatkan video.
Penerima pesan (To whom?)
Penerima pesan menjadi unsur yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena, pada akhirnya mereka lah yang dapat menilai bagaimana komunikasi yang kita lakukan. Mulai dari branding diri hingga isi pesan yang disampaikan.
Penerima pesan setidaknya dapat kita breakdown menggunakan konsep segmentasi pasar yang terdiri dari demografis, psikografis, perilaku, dan geografis.
Lebih lanjutnya, dapat kalian baca di: Mengenal Apa Itu Segmentasi Pasar (alan.co.id)
Efek (With what effect?)
Terakhir, unsur yang perlu diperhatikan adalah efek apa yang diinginkan melalui komunikasi ini. Apakah efek yang diharapkan, penerima pesan menjadi merasa senang? Sedih? Penasaran? Dan sebagainya. Efek ini harus menjadi pertimbangan juga ketika kita menyusun rencana komunikasi.
Alasannya? Agar apa yang kita inginkan bisa tercapai. Jangan sampai ketika tujuan komunikasi kita adalah membuat orang penasaran terhadap produk bisnis, justru malah menjadi tidak tertarik karena ada hal-hal yang tidak sesuai dengan diri mereka.
Media Sosial sebagai Medium Pemasaran Bisnis
Menurut data dari We Are Social dan Hootsuite pada Januari 2021, terdapat sekitar 196,7 juta pengguna media sosial di Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Dari jumlah tersebut, sekitar 160 juta pengguna aktif menggunakan media sosial melalui perangkat seluler, dan sekitar 124 juta pengguna menggunakan platform media sosial pada setiap harinya. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan potensi besar bagi bisnis untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran.
Kesimpulan
Melihat pentingnya konten media sosial sebagai cara untuk berkomunikasi dengan publik, menjadikan media ini layak untuk dipertimbangkan. Jumlah pengguna yang tinggi, serta tingkat penetrasi yang mendalam membuat media sosial menjadi pilihan terbaik untuk memasaran produk bisnis kalian.
Bagi kalian yang tertarik untuk mendapatkan artikel unik lainnya, ikuti terus Alan Creative. Bukan hanya artikel unik, tetapi kalian juga bisa mendapatkan artikel informatif seputar teknologi hingga digital marketing. Lalu, jika kalian tertarik untuk mengembangkan konten media sosial tapi bingung gimana caranya? Jangan khawatir, Alan Creative hadir untuk membantu menyelesaikan masalah kalian. Kami menyediakan layanan konten media sosial dengan profesional. Tunggu apalagi? Hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan penawaran terbaik!