Halo, Alan Lovers! Belakangan ini telah santer diberitakan bahwa teknologi rumput di JIS (Jakarta Internation Stadium) tidak memenuhi standar yang telah dibuat oleh FIFA.
Seperti yang diketahui sebelumnya, JIS (Jakarta International Stadium) dibangun dengan penerapan teknologi modern masa kini seperti lampu yang mengikuti ritme musik, audio pro sound, pencahayaan LED, hingga sistem atap buka-tutup.
Berdasarkan paparan tersebut, stadion yang digadang-gadang menjadi stadion unggulan di Indonesia ini seharusnya telah menerapkan standar yang tinggi untuk pembangunannya.
Lantas, mengapa teknologi rumput di JIS disebut tidak sesuai dengan standar FIFA? Mari temukan jawabannya melalui artikel ini.
Baca Juga: 5 Kecanggihan Teknologi Stadion di Dunia, Lebih WAW dari JIS?
Teknologi Rumput Hybrid
JIS (Jakarta International Stadium) menggunakan teknologi rumput hybrid dengan komposisi 5 persen rumput sintetis berjenis Limonta dan 95 persen rumput alami. Teknologi rumput hybrid ini diterapkan agar biaya pemeliharaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, lapangan yang dibuat menggunakan teknologi rumput hybrid terbukti memperpanjang usia pemakaian hingga 12 tahun.
Alasan Teknologi Rumput di JIS Tidak Sesuai Standar FIFA
Diketahui, teknologi rumput hybrid dibagi menjadi tiga kategori; akar yang diperkuat, tipe karpet, dan serat yang dijahit. Sementara itu, teknologi rumput hybrid yang digunakan di JIS (Jakarta International Stadium) merupakan tipe karpet.
Berdasarkan ungkapan yang dikemukakan oleh Qamal Mutaqin selaku Chairman Karya Rama Prima (KaerPe) pada Selasa (4/7), teknologi rumput di JIS bermasalah lantaran media tanam yang dangkal dan juga kurangnya pencahayaan di stadion.
Lebih lanjut, rumput alami merupakan makhluk hidup yang membutuhkan sinar matahari dan air yang cukup. Dibutuhkan setidaknya pencahayaan matahari selama delapan jam agar rumput dapat tumbuh dengan baik.
Rumput di JIS akan Diganti
Qamal menambahkan, rumput hybrid di JIS akan diganti dengan cara pemindahan lapangan yang sudah jadi dari lapangan golf. Cara ini sama persis seperti yang dilakukan saat pagelaran Asian Games 2018.
Sementara itu, Basuki Hadimuljono selaku Menteri PUPR mengungkapkan, cara tersebut hanya bisa dipakai selama 3 bulan ke depan. Untuk memenuhi standar FIFA, rumput hybrid di JIS harus diganti secara menyeluruh.
Kesimpulan
Kurangnya pencahayaan serta media tanam yang dangkal membuat teknologi rumput hybrid di Jakarta International Stadium dinyatakan tidak sesuai dengan standar FIFA. Akan tetapi, hal tersebut bisa diatasi dengan dilakukannya penggantian jenis rumput agar bisa memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Ingin mengetahui info menarik lainnya terkait teknologi masa kini? Kamu bisa membacanya melalui link berikut ini!