Halo, Alan Lovers! Pertumbuhan pesat dalam industri telekomunikasi di Indonesia telah menciptakan permintaan yang signifikan akan konektivitas nirkabel yang handal dan cepat. Salah satu komponen kunci dalam infrastruktur telekomunikasi adalah Base Transceiver Station (BTS), yang berfungsi sebagai pusat komunikasi dalam jaringan seluler.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang semakin meningkat, BTS telah mengalami berbagai kemajuan dalam hal desain dan fungsionalitasnya. Di Indonesia, negara kepulauan dengan sebaran populasi yang luas, BTS menjadi infrastruktur yang penting untuk memastikan jangkauan sinyal yang merata dan kualitas layanan yang optimal di seluruh negeri.
Artikel ini akan menjelajahi berbagai jenis Tower Base Transceiver Station (BTS) yang digunakan di Indonesia. Kami akan menganalisis perbedaan dalam desain dan karakteristik masing-masing jenis BTS, serta menjelaskan keunggulan dan tantangan yang terkait dengan penggunaannya dalam konteks geografis yang beragam di Indonesia.
Dalam konteks artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis Tower Base Transceiver Station yang umum digunakan di Indonesia, seperti rectangular, triangle, dan pole tower.
1. Rectangular Tower/Tower Empat Kaki
Tower BTS jenis rectangular adalah salah satu bentuk atau desain fisik dari tower BTS yang digunakan dalam infrastruktur telekomunikasi. Desain rectangular ini umumnya lebih sering digunakan untuk BTS makro atau tower utama dalam jaringan seluler.
Sesuai dengan namanya, tower ini berbentuk segi empat dan memiliki empat kaki terbuat dari besi siku dilapisi galvanis. Karena konstruksinya yang kokoh tower ini diharapkan memiliki kekuatan yang
optimal untuk menghindari kemungkinan roboh. Tingginya kurang lebih 42 meter serta mampu mencakup banyak antena dan radio. Tipe tower ini biasanya digunakan oleh perusahaan telekomunikasi terkemuka mengingat harganya yang cukup mahal yakni mencapai 750 juta-1 milyar rupiah.
2. Triangle Tower/Tower Tiga Kaki
Menara segitiga ini terdiri dari tiga pondasi tower. Tiap pondasi disusun dalam beberapa potongan besi yang berkisar 4-5 meter. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misal roboh sebaiknya tower ini memakai besi atau besi pipa yang dilapisi galvanis yang berdiameter diatas 2 centimeter.
Rata-rata tower jenis tingginya berkisar antara 40 meter dan maksimal 60 meter. Semakin pendek tower, tingkat keamanannya lebih tinggi. Kelebihan dari menara ini adalah komponennya lebih ringan sehingga
menghemat biaya produksi, tempat dan pengangkutan.
3. Pole Tower/Tower Satu Kaki
Jenis Tower Base Transceiver Station yang terakhir dan kurang populer adalah jenis pole tower. tower jenis ini tidak direkomendasikan karena banyak kekurangannya. Dalam penerimaan sinyal tergolong tidak stabil, mudah goyang, dan mengganggu sistem koneksi data yang berakibat pencarian di komputer terjadi secara terus-terusan.
Tower ini ada 2 macam, yang pertama dibuat dengan pipa/plat baja tanpa spanner dengan diameter 40 cm hingga 50 cm dan rata-rata tingginya 42 meter. Kedua, tower yang dibuat dengan spanner yang menurut ahli pembuatannya tidak melebihi 20 meter. Kelebihannya hemat lahan dan bisa diletakkan diatas gedung untuk ukuran pipa yang kecil
Tertarik untuk mendapatkan artikel unik lainnya? Ikuti terus Alan Creative. Bukan hanya artikel unik, tetapi kalian juga bisa mendapatkan artikel informatif seputar teknologi hingga digital marketing.
Cari semua kebutuhan konten digital hingga teknologi untuk bisnis dan pemerintah hanya di Alan Creative! Termasuk pembuatan website profesional dengan harga terjangkau!
